MENU

Saudariku, Aku Merindukan Hijabmu...

Saudariku, Aku Merindukan Hijabmu...
Saudariku, Apa yang Menghalangimu untuk Berhijab (berjilbab)?
Sungguh, fitnah terbesar bagi laki-laki adalah wanita. sebagaimana sabda nabi Shallallahu’alaihi wasallam, 
“Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada (godaan) wanita.” (Muttafaq `Alaih)
Amat disayangkan, di zaman ini fitnah tersebut malah merajalela. Wanita-wanita menampakkan auratnya, menebar panah-panah syaitan. Lelaki saat ini dipaksa mengkonsumsi pemandangan yang dapat menjerumuskannya ke dalam azab Allah.
Khususnnya di Indonesia, yang mayoritas beragama Islam(sebagaimana tertera pada KTP mereka), para gadis remaja sampai yang sudah dewasa, justru mengumbar auratnya, memfitnah para lelaki. Bahkan seorang muslimah yang gemar sholat di masjid pun, ketika sholat ia mengenakan mukena yang menutup auratnya, tetapi setelah sholat usai ia melepas hijabnya dan kembali menampakkan auratnya.
Ketika sebagian diantara wanita tsb ditanya, mereka memberikan berbagai macam syubhat untuk membenarkan perbuatan mereka.
diantara syubhat-syubhat tsb adalah:
SYUBHAT 1 : MENAHAN GEJOLAK SEKSUAL 
mereka berkata: hijab menahan gejolak nafsu manusia, sedangkan sangat berbahaya jika nafsu selalu ditahan, dapat menimbulkan ledakan syahwat yang sangat dahsyat. Dengan tidak berhijab, hawanafsu manusia dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
SYUBHAT 2 : BELUM MANTAP
dengan ungkapan, “Aku belum mantap.” atau yang sejenis seperti,”Aku wanita kotor”,”aku tak kuat melawan nafsuku”, “jiwaku rapuh” atau “hasratku untuk itu sangat lemah”. “Jika telah mantap, insyaAllah saya akan berjilbab.”
SYUBHAT 3: IMAN ITU LETAKNYA DI HATI
Ini adalah jawaban yang paling sering dilontarkan para wanita muslimah yang belum berhijab. Jika salah seorang wanita ditanya, mengapa tidak berhijab? Maka ukhti yang terhormat ini akan menjawab: “Ah, iman itu letaknya di hati”.
SYUBHAT 4: ALLAH BELUM MEMBERIKU HIDAYAH
Para akhawat yang tidak berhijab banyak yang berdalih: “Allah belum memberiku hidayah. Sebenamya•aku juga ingin berhijab, tetapi hendak bagaimana jika hingga saat ini Allah belum memberiku hidayah?, do’akanlah aku agar segera mendapat hidayah!” atau secara singkatnya,”belum dapat hidayah”
SYUBHAT 5: TAKUT TIDAK LAKU NIKAH
dalih: dengan berjilbab, kecantikan akan tertutupi sehingga tidak ada lelaki yang berminat untuk menikahi.pangkalnya adalah perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan menikah kecuali jika dia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan dan perhiasan sang gadis
SYUBHAT 6: IA MASIH BELUM DEWASA
Syubhat ini banyak beredar di kalangan orangtua serta sebagian akhawat yang tidak ber-hijab. Sebenamya anak-anak tersebut sudah memiliki niat memakai hijab, tetapi kemudian ditunda karena syubhat ini. Kebanyakan mereka berkata: “Jangan sampai melarangnya menikmati kehidupan. Dia toh masih belum dewasa. Dia masih senang dengan pakaian yang indah, bersolek dengan berbagai macam make up serta masih suka menampakkan kecantikannya. Semua ini membuatnya lebih berbahagia dan menikmati hidup”
SYUBHAT 7: MODE DAN BUKAN HIJAB
Sebagian wanita muslimah yang tidak berhijab, mengulang-ulang syubhat yang intinya, “tidak ada yang disebut hijab secara hakiki, ia sekedar mode dan budaya bangsa Arab
SYUBHAT 8: MENGHALANGI BERHIAS
Mereka mengatakan: “Aku memamerkan tubuhku dan bersolek agar semua orang mengetahui kecantikan dan kelebihan diriku,”. Atau bahkan mengatakan, “kecantikan itu nikmat Allah, maka aku ingin orang lain pun menikmati nikmat Allah ini.”
SYUBHAT 9: HIJAB MENCIPTAKAN PENGANGGURAN SEBAGIAN SDM DI MASYARAKAT
Syubhat ini sering dilontarkan oleh orang-orang sekuler dan para pendukungnya. Menurut mereka, hijab wanita akan menciptakan pengangguran sebagian dari SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki oleh masyarakat. Padahal Islam menyuruh para wanita agar tetap tinggal di rumah
SYUBHAT 10: HIJAB BUKAN FENOMENA BUDAYA
Banyak yang berkata: “Hijab merupakan fenomena keterbelakangan bagi masyarakat, hijab tidak menunjukkan budaya modem dan maju. Wanita yang berhijab laksana tenda hitam yang bejalan, sangat aneh dan mengembalikan masyarakat pada kehidupan primitif
SYUBHAT 11 : ORANG TUA DAN SUAMIKU MELARANG BERHIJAB
banyak wanita yang punya niat untuk berhijab, tapi karena ada sedikit sanggahan dari orangtua atau seaminya, ia mengurungkan niatnya untuk berhijab


perumpamaan wanita yang berhijab dengan yang tidak
Nashihat kepada para Muslimah yang telah berhijab:
1. Memperhatikan adab dan ssopan santun dalam menerangkan apa yang anda yakini kebenarannya. Misalnya dengan tidak meninggikan suara atau menggunakan kalimat yang memancing emosi dan kemarahan waliyyul amri.
2. Tabah dalam menghadapi ejekan, celaan dan hinaan.
Hendaknya lapang dada dan tidak cemas. Juga hal itu tidak boleh menyebabkan muamalah yang tidak baik kepada waliyyul amri.
3. Setelah memohon pertolongan kepada Allah, hendaknya anda juga berusaha dengan memohon pertolongan kepada sanak kerabat dan kawan-kawan dekat yang telah mkndapatkan hidayah Allah.
4. Hendaknya anda memohon pertolongan kepada Allah, terus menerus berdoa agar diberikan keteguhan dan dikeluarkan dari berbagai kesulitan, membaca Al-Qur’an terutama saat mendapatkan celaan, dan hinaan, agar bisa menahan diri–dari godaan setan.
5. Hendaknya anda tidak menerangkan apa yang anda yakini dengan nada menggurui atau merasa lebih tinggi, tetapi sampaikanlah dengan bahasa murid terhadap gurunya, sebab seorang ayah atau ibu tidak suka melihat anaknya bersikap merasa tinggi atau sebagai guru terhadap mereka.
6. Membalas keburukan dengan kebaikan.
7. Memilih saat yang tepat untuk mengadakan dialog.
8. Hendaknya ukhti ini sadar bahwa Surga itu sangat mahal, dan sesuatu yang mahal tidak akan diberikan kecuali setelah kepayahan, kerja keras dan tabah menanggung berbagai rintangan dan gangguan di jalan Allah Ta ‘ala.
Syarat Hijab (ada pada syubhat ke-7)
a. Hijab itu longgar, sehingga tidak membentuk lekuk-lekuk tubuh.
b. Tebal, hingga tidak kelihatan sedikit pun bagian tubuhnya.
c. Tidak memakai wangi-wangian.
d. Tidak meniru mode pakaian wanita-wanita kafir, sehingga wanita-wanita muslimah memiliki identitas pakaian yang dikenal.
e. Tidak memilih wama kain yang kontras (menyala), sehingga menjadi pusat perhatian orang.
f. Hendaknya menutupi seluruh tubuh, selain wajah dan kedua telapak tangan, menurut suatu pendapat, atau menutupi seluruh tubuh dan yang tampak hanya mata, menurut pendapat yang lain.
g. Hendaknya tidak menyerupai pakaian laki-laki, sebab hal tersebut dilarang oleh syara’.
h. Tidak memakai pakaian yang sedang menjadi mode dengan tujuan pamer misalnya, sehingga ia terjerumus kepada sifat membanggakan diri yang dilarang agama
Wallahu a’lam..