MENU

Event Cipta Puisi bertema Harapan

Event Cipta Puisi bertema Harapan
Bismillahirrahmanirrahim...
Sahabat-Sahabatku sekalian, dimanapun berada. Berikut adalah kumpulan Karya Cipta Puisi Bertema Harapan, dan Alhamdulillah telah dibukukan.
Event ini terlaksana atas kerjasama dengan penerbit Inku Media, dengan bertindak sebagai penanggung jawab, Saudara Didik Setiawan.

Besar harapan dari Event ini akan tumbuh tunas-tunas generasi penerus bangsa yang selalu memunculkan semangat dalam diri untuk terus menggapai apa yang diharapkan. Tentang Kasih sayang, Cinta, Ilmu, dan keberlangsungan hidup tanpa ada rasa benci pada sesama.
Berikut, kutipannya... 

Berharap Kembali
Nita Verani Affandi

Setahun yang lalu
Kita masih saling bertukar tawa
Mengukir janji, menatap masa depan bersama
Seolah terlena dengan api asmara cinta
Membawaku ke dalam alam khayal yang tampak nyata
Suara lembutmu terdengar begitu syahdu
Hingga mampu untuk selalu menghadirkan rindu

Dalam sekejap waktu merenggut kebahagiaan itu
Tiada lagi canda atau sekadar tegur sapa
Hanya ada suara tawamu yang masih terus terngiang di telingaku
Anehnya aku masih saja selalu berharap bahwa semuanya akan kembali
Aku masih berharap bahwa hadirmu tak hanya sekadar ilusi

Tidak bisakah sejenak saja kau kembali membawa bahagia
Tidak inginkah bila harapan itu terwujud di dunia nyata
Atau memang kau telah lupa?







Harapan Dalam Galeri
Oleh: Ahmad Zainuri

Sebuah kenangan tak bisa di urai dalam kata-kata
Kala masa senja yang dapat kuukir denganmu
Namun engkau tak pernah menghargai setiap lakuku padamu
Tersurat dalam sebuah bingkai bunga
Tertulis ribuan kata tuk mengukir sejarah hidup
Walau telah habis waktu ini tuk berjumpa denganmu kembali
Apakah engkau sudi mengukir kembali sejarah hidup kita berdua
Berjalan bersama menempuh hidup kasta
Walau badai menghadang
Tak hirau dengan penuh tekad dan yakin
Tuhan pasti memberi sebuah jawaban yang amat berarti dalam perjalanan hidup
Cinta yang telah mengabrasi dalam palung jiwa
Takkan mungkin rapuh terkikis usia
Namun jikalau Tuhan berkehendak lain dan tak akan mempertemukan kita kembali
Aku sadar linimasa itu hanya tuk dikenang dalam dinding galeri
Walau kita mengharapkan kembali







Kilauan Harapanku
Karya : Aji Dwi Noviantoro

Embun pagi meneteskan air matanya
Secercah cahaya masuk menembus kaca
Kuregangkan badanku dan siap berkarya
Aku ringankan kakiku untuk melangkah

Membuka daun pintu jalan kesuksesan
Dengan putih abu-abu aku berkarya
Sukses serta menjadi anak yang berbakti
Adalah harapan yang pasti aku raih

Tekad harapanku sekuat batu karang
Di dunia, tidak ada yang tidak mungkin
Aku pasti bisa membahagiakannya
Karenanya, itu adalah hal yang pasti














Aku Ingin Terbang
By ; Mokhamad Akbar M

Terdiam aku merenungi sepi
Seketika angan merasuk ego ini
Aku tersadar dan jadi mengerti
Aku harus berlari mengejar mimpiku

Aku memang bukan manusia super
Kan ku buktikan aku bukan pemimpi
Meski terbakar panasnya mentari
Aku akan berlari dan terus berlari

Terbang, aku ingin terbang ke angkasa
Menaklukan sang surya mengambil cahayanya
Terbang, aku ingin terbang ke angkasa
Aku ingin menari bersama bintang-bintang
Terbang, aku akan terbang
untuk menggapai semua mimpi-mimpiku







Tuhan
Andri Pebrian

Dibalik lukisan kanvas
Ku selipkan harap dan doaku
Berharap sang pengabul mendengarnya
Hati yang tersujud
Bersimpuh diatas altar sembahyang
Tak henti dan tak jua
Ku panjatkan hasratku
Yang kutau dia ada dan mendengar
Tak ada keraguan dalam hati
Ku pandang langit nan biru
Mengkhayal segala ingin
Dan harap yang tercantum
Aku tau dia melihatku
Dan juga harapku.










Bumi Ku Yang Dulu
Asep Rinu Hariyanto

Untuk mahluk yang disebut manusia.
Yang pintar merusak alam semesta.
Tak peduli akan kerusakan alam dan bencana.
Meminta ampun ketika tiba kehancuran olehnya.
Memunculkan derita serta air mata yang tak terhingga dari korban-korban tangan saudaranya.
Namun tetap manusia hanya handal melipatgandakan kemurkaan tuhan.
Bukankah banyak ilmu mengenai Bumi dan ciptaan tuhan,
Kemana perginya keadilan untuk setiap pohon yang ditebang.
Kemana hilangnya hak kehidupan untuk setiap binatang
Andai saja bumi dapat mengatakan semua apa yang dia rasakan
Setiap saat pasti manusia sadar bahwasanya bumi merasa kesakitan.
Setiap saat manusia sadar bahwasanya bumi ini sedang mengalami penderitaan.











"CAHAYA SETELAH BADAI"
Siti Wulandari

Aku hancur…
Berkeping-keping, seperti gelas yang kau lempar dan pecah tepat mengenai hatiku.
Tiba-tiba dadaku terasa sesak dan ngilu, Melihat kepergianmu..
Aku bagai dihujam seribu tombak, dan ditusuk dengan ganasnya sembilu,
Lukanya cukup menganga, menciptakan kepedihan dan rasa sakit yang amat luar biasa
Namun aku hanya diam, meski goresan perih yang ku dapatkan..

Aku remuk...
Perasaanku kacau, Bersamaan dengan tangisan laraku yang parau.
Hatiku nanar, terombang ambing dalam gelisah yang tak berkesudahan, serta rasa kehilangan yang tak terelakkan.
Jiwa ku benar-benar terguncang, Menerima kenyataan bahwa kau bukan lagi yang ku kenal.

Cukup!
Ku mohon,.. Hentikanlah sejenak semua ini.
Dan renungkan apa yang dulu kau perjuangan, yang tak pernah sempat kau pikirkan.

Saat kesibukan sering kali memberi jarak dan renggangnya sebuah kedekatan,
Saat semuanya terasa palsu, naif, dan luput dari jangkauan kasih sayang.

Kau tahu?
 Aku tak pernah beranjak dari tempatmu berpijak
Aku tak pernah hilang meski kau tak pernah pulang
Aku tak pernah jenuh, menunggu, meski harapanku tak ada selalu
Dan aku, tetap menjaga apa yang kau tinggalkan, tanpa pernah sekalipun ku abaikan atau ku lupakan.







Cita Pantas Jadi Nyata
Disna Putri Sari

Hiruk pikuk pesta mengitari diri
Kudengar rapalan harap yang digantung tinggi
Ingin lebih baik, ingin punya ini, ingin jadi itu
Terekam jelas tak terlewat dalam impresi
Hingga sewindu berlalu
Kulihat ada yang punya ini, jadi itu
Ada yang stagnan, tak ada perubahan
Aku berpikir apa ini permainan takdir
Seolah menjawab taksa yang menggeluti hati
Mereka mulai bertukar cerita
Ada yang sibuk bergelut dengan buku
Ada yang sibuk berjuang hingga berpeluh
Ada yang menikmati hidup dengan candaan
Aku mengerti, harapan ada untuk diperjuangkan
Bukan sekedar kata pengantar tidur
Yang hanya terwujud dalam mimpi







Tergantung di Nabastala
Dista Arum Sari

Di sebrang samudra, kerajaan sedang bermuram durja
Sang ratu ringkih karna ditinggal paduka raja
Sewindu sebelumnya sang ratu senang bersua paduka
Menaruh harapan di pundaknya tuk istana penuh harsa
Kini sang tabib memberi ramuan pada majikannya
Walau pahit tapi mampu membuka aksa
Sang ratu kini kembali semarak
Mengapa menggantung harap di pundak sang raja?
Jika bisa menggantung harapan di nabastala samudra
Setidaknya sang ratu jatuh di permen kapas kayangannya
Dari pada jatuh ke lumpur kubangan membawa celaka
Sang ratu kini bangkit dari ringkihnya
Tak lagi menaruh harap di pundak manusia

Klaten,28 Desember 2019








Doa Yang Mendunia
Isnaini Nurjanah

Anganku memuncak halai-balai
Impiku masih panjang belum tergapai
Bisikan kian merundung
Sungguh, pun aku tak ingin mataku mendung

Kokoh berdiri, terus berlari mengejar asa
Tiba waktunya galaksi berpihak kepada kita
Belum saatnya, jangan berhenti
Sebentar lagi, getaran dama masuk keulu hati

Galaksi bermegaran indah
Inginku belum juga berada dipuncaknya
Berat, ayo jangan pasrah
Sekali lagi, biarlah doa yang mendunia

Perlahan, sukmaku merasakan dama
Harsaku bukan fatamorgana
Inginku teriak sekuat tenaga
Tuhan, Yah aku bisa!












Asa di Akhir Tahun
Fera Adista

Di penghujung tahun ini
Banyak sekali asa yang ku impikan
Ada seribu mimpi yang melekat di benakku
Serta imajinasi yang ingin segera ku wujudkan

Dalam pergantian tahun ini
Banyak luka yang telah menghampiriku
Banyak tangis yang menghiasi hidupku
Serta canda tawa yang menemaniku

Namun...
Semua itu telah mengajariku
Tuk menjadi insan yang semakin bijak
Serta insan yang tak lelah membangun asa tuk dijadikan emas









Harapan
Diva Aulia Riayanti

Diriku adalah diriku
Tak kan ku biarkan kegagalan datang
Menghancurkan harapan ku
Ku yakin masih ada kebahagiaan di tengah kesulitan
Sosok tangguh di tengah-tengah
Siap merangkul dan menyelimuti ku
Sosok ibu yang selalu kudamba
Menjadi penyemangat harapan terbesar
Janganlah terbesit mundur
Ingatlah...
Restu ibu selalu menyertai
Mantap kan langkah











Harapan Jiwa
Reyhan Rustam

Sulit akan terasa sulit
Mudah akan terasa mudah
Bilamana jiwa telah berkehendak
Atas dorongan jiwa yang Maha berkehendak

Kubiarkan jiwa ini terbawa arus
Kenyataan yang haus akan keinginan
keinginan yang semakin lama semakin tergerus
Oleh ketidakberdayaan

Berlari...
Kubiarkan jiwa ini berlari
Mengikuti aliran akan takdir illahi
Mudah, sulit tak kan ku perduli
Suatu saat nanti semua kan terpenuhi








Sebuah Mimpi
Oleh :Hesti Rahmasari

Mimpi,
Satu kata yang menjadi motivasi
Bagi setiap diri pribadi
Yang akan terwujud jika diniati

Begitu pun aku,
Ingin menjadi seorang petinggi
Yang memiliki rasa rendah hati
Dan tak perlu menyombongkan diri

Karena tidak ada batasan untuk bermimpi
Sebab dengan mimpi
Kita bisa lebih percaya diri
Bahkan hal yang tak berlogika sekalipun
Bisa saja terjadi di luar kehendak manusia













Menghirup Harap                                                                                                                                    Nurul Insan
Dia bagaikan titik mangsa,                                                                                                                                           dan kita adalah pemburunya,                                                                                                                                      bersenjata usaha,                                                                                                                                                 dengan peluru do’a.                                                                                                                                                                     
Dia bagaikan tajuk rencana,                                                                                                                                                                                                                                                                                       sebuah naskah yang harus terbaca,                                                                                                                                      cita-cita haruslah bersayap indah,                                                                                                                                                                                    terbang tinggi menggapai mega.                                                                                                                                             
Dan dia adalah paru-paru kehidupan,                                                                                                                                                                                                                                                                                oksigen merah di garis tujuan,                                                                                                                                    pada harapan yang terhirup dalam,                                                                                                         demi nafas di masa depan.                                                                                                                           
Ukirlah ia pada bait-bait langit,                                                                                                                                             seindah kejora di ufuk pagi,                                                                                                                                            janganlah kalah di medan laga,                                                                                                              karena harapan adalah nafas semesta.

                                                                                                                   










Menunggu Rasa
Richo Andrianto

Jejak rasa lagu melodi
Perisai berucapkan takdir dimata
Yang hadir selalu di sini
Di rasa yang tersakiti

Lelah letih lesu jadi satu
Kata kasih dirasa mengasih
Menunggu nunggu sebuah kabar
Dari merpati putih yang terbang

Sakit memang,remuk juga
Nada biola menunggu kabar
Menggesek entah siapa yang mau
Menghardik engkau pun malu

Kata demi rasa meneror dimata
Menunggu harapan yang ada
Di rasa yang mulai pudar
Mengharap kabar tanpa sebab




Merajut mimpi
Nurul Sabriyanti

Aku menunggumu untuk bercerita
Tentang harapan yang selalu ada
Berharap impian menjadi nyata
Merajut mimpi dengan sejuta asa

Kini benakku bertanya,
Bisakah aku meraihnya?

Gerbang cahaya cita telah terbuka
Hanya setitik angan yang ku punya
Serca harapan menjadikan tekat
Derap langkah perjuangan yang kuat

Prinsipku tidak mengenal kata menyerah,
Tetap maju walau rintangan tak mudah,
Lalu berakhir dengan satu kata, indah...







Masih Adakah?
Sukarni, S.Pd.I

Desiran bayu menggelayut gersang
Memagar betis selaksa gulana yang membelit jiwa
Merebah dalam kerontang
Merindu kecipak tirta
Mengais secercah asa, yang tertelan bengisnya gelora
Mampukah?
Gemelisik dedaunan menganggukkan halimunnya?

Sekelebat terkilas kirana terpendar
Hasta tergelar, netra redup terhampar
Hati melaung, menangisi raga yang bersimbah alpa
Masihkah ada sebongkah maghfirah?
Meluluri daki yang kian menduri?
Meretas tali yang menggelayuti?
Hingga di muara nanti,
Membuntang paras lama yang mendamba surga













Impian Kecilku
Anisa Permata Sari
Terbayang-bayang
Masa yang akan datang
Bertanya-tanya dalam batinku
Teringat sebuah impian kecilku
Apakah aku bisa meraihnya?
Apakah aku bisa? Dan bisa?
Aku ingin meraihnya
Aku ingin mencapainya
Aku ingin mendapatkannya
Terasa pahit untuk mencoba
Terasa lelah untuk belajar
Terasa takut jika gagal
Tapi,,,,ingatlah
Hanya sebentar lelahmu
Tetaplah belajar, berlatih, dan mencoba
Meraihnya tanpa henti, impian kecilku








Duniamu Dan Duniaku
Putri Utaminingtyas

Memang elok parasmu
Seiring sucinya hatimu
Tatkala fajar menyinsing
Senyum jelita bersilau
Menembus hati
Membuatku seakan hidup kembali
Degupan jantung yang kian
Merontaronta
Darah melonjak sehasta
Pipi merona setomat
Nafasmu bagai melodi
Tawamu bagai heroin
Yang siap membuatku
Terlena setiap saat
Inginku genggam tanganmu
Duniamu adalah duniaku







Do’amu, akan berhasil sempurna
Ririn Nur Mahmudah

Selalu ada jalan untuk mereka yang tak segan bekerja keras
Kisah yang kau rajut sekian lama hampir menggapai puncak
Tetesan tangismu setiap malam akan terbayar
Bisikmu setiap sujud akan didengar

Aku tau dan aku mengerti
Tundukmu setiap waktu selalu kau suguhkan doa-doa keinginan
Rangkaian senyum mengembang di tangis orangtuamu
Melihat Al-Kabah Mekah

Aku paham, kamu hidup
Aku paham, dirimu kelewat tidak terjadi apa-apa
Namun, pikiranmu selalu berfikir  keras
Tidak terlihat, namun dirasakan semua orang
Targetmu yang selalu menghantui pikir

Tidur tidak seperti tidak tidur
Terpejam namun pikiran berkelana ke sana kemari
Berpuluh hingga beratus target yang kau harus takhlukkan
Sekarang kamu begitu keras terhadap dirimu
Hingga mereka bilang, kamu pasti bisa
I am trust you dear...........









Dengarlah
Risna Rubiati
Kala itu silau senja menyapa
Meneriakkan sesuatu yang samar
Lalu ia tegur aku dengan tamparan
Bahwa aku telah menyakiti seseorang
Tak keras namun cukup menyakitkan
Tak beraturan namun cukup terarah
Tak riuh namun cukup menggemparkan
Kini, bait kisahku pada Tuhan hanya tentang harapan
Pinta dengan segala kerendahan agar inginmu terkabul
Setiap detik masih saja dipenuhi kegetiran
Hingga takdir akan menjawab semua keresahan
Jika harapanku terlalu besar
Tukar saja dengan seluruh kebaikan yang pernah ada
Jika aku harus melebur penuh dosa setelahnya
Aku siap!









Secercah Harapan
Neni Rokhaini
Tentang suatu Harapan seorang istri yang ingin dipahami, dihargai dan dianggap ada oleh suaminya.
Aku lelah dengan semua ini
Kau terlalu acuh
Kau terlalu abai dan tak peduli
Tak sadarkah dirimu
Bahwa dalam diamku
Ada luka dihati
Tak dapatkah kau mengerti
Apa yang ku rasa selama ini?
Aku ingin kau pahami perasaanku
Bukan seperti ini yang ku mau
Kau menyapaku seperlunya
Memperlakukan aku seperti budak
Budak yang kau bayar semampumu
Suamiku...
Dalam diam, aku berdoa dan berharap
Semoga kau hargai keberadaanku.






Sembilu di dadaku
Alivia Esha Rizky

Sembilu
Kata yang melekat di tubuhku
Bermuara di hatiku
Mengusik janji jiwaku

Dalam benakku
Takkan pernah sesendu itu
Bagaimana mungkin?
Bagiku merapal seribu ingin
Sedang kasihku
Telah jauh pergi

Cilacap, 22 Desember 2019










Segala Kiasan
Shofiyah

Aku menghardik malam yang sengaja tergesa-gesa
Melupakan nasihat, belum lama tinggal
Dia adalah seorang Ibu yang rindu hasil rahimnya
Kau; sedang menuntut apa di negeri yang antah?

Re ..., pulanglah dengan sedangkal senyum pualam
Pagimu nanti adalah bunga yang harumnya dipinang senang
Berbangga-banggalah karena aku mnegunci semua kekalutan
Agar kau tak semena mencari aku dan dia

Hampir sewindu napasmu berembus di pusara waktu
Sedang aku, menemani tetangis yang tanggal
Pada  air matanya
Lihatlah sejenak untuk menitipkan rasa
Sebelum kau tinggal lagi untuk kesekian
: lupa

Probolinggo, 31 Desember 2019













Surga harapan
Heri Setiyawan

Ku tulis harapanku.
Dan ku warnai impianku.
Disebuah buku yang berkalbu.
Dengan perjuangan yang menggebu-gebu.
Surgalah harapanku.

Semuanya telah ku rencanakan.
Disetiap langkahku ada sebuah harapan.
Disetiap air yang mengalir terdapat angan-angan.
Takbirku dan sujudku pun terselip sebuah harapan.
Harapan untuk sebuah masa depan.

Keraguan dan kekhawatiran selalu ku tepis.
Tunggulah aku,jangan sampai kau ragu.
Ku berjuang dijalanmu.
Meskipun godaan menghantuiku.
Namun  surga tetaplah harapanku.
Bersamamu wahai Rabku.




Tak Dilepas
Muhammad Kastalani

Gema...
Ku dengar suara syahdu
Mempolisikan nada-nada indah
Harmoni
Ku lihat keserasian
Berpasang-pasangan...menari diujung kalbu

Kulukis indah wajahmu dibenakku
Kuukir seksama namamu mempesona di jantungku
Detak napasmu memberi isyarat
Mencetak kode-kode kehilangan

Teriakku "jangan...tidak...Ku ingin ini yang terakhir!"
Takkan kulepas!Ku beri bukti kejayaan
Walau seluruh dunia kulintasi dengan jalan kaki








Tetes Harapan
Ayu Hardini

terjatuh lalu lumpuh
tergelincir  dalam licin rel kehidupan
tersapu ombak terperangkap karang peraduan
memecahkan penjara luka
terkikis habis tak tersisa
sebutir asa telah terbunuh
bersama dengan mati nya mimpi yang lumpuh
bahagia sengsara seakan berkontes
siapa kita yang mampu protes?
hidup adalah perjuangan
ada mimpi yang akan diwujudkan
biarkan ku rajut asa yang lama runtuh
biarkan luka tenggelam bersama masa
hingga semesta menggenggam doa-doa
menuntun pada terang nya harapan








Untukmu, Sang Pejuang Impian
Putri Dhiaz Aldisa

Malam ini,
Kesunyian mulai mencekik jiwaku
Hembusan angin yang saling bersahut-sahutan
Kini menjadi saksi bisu

Aku berjalan diatas harapan dengan langkah yang terseok-seok
Terseret oleh taufan
Aku berlari diatas kegagalan dengan langkah yang terbirit-birit
Seolah-olah,
Kegagalan adalah momok yang paling ditakuti oleh seluruh penghuni semesta

Karena kegagalan, seseorang berhenti merajut asa
Karena kegagalan, seseorang mudah terseret oleh taufan
Dan karena kegagalan, seseorang berhenti untuk mewujudkan segala harapan dan impian

Ketahuilah!
Bahwa seorang pemenang tidak akan mudah menyerah hanya karena sebuah kegagalan
Tidak akan tumbang ketika cacian, makian, hinaan, terus menerus menghujam
Kobarkan semangat!
Wujudkan segala impian menjadi kenyataan
Jangan biarkan semesta menekanmu sehingga kamu jatuh kedalam jurang nestapa
Teruslah berjuang!
Kalian semua adalah, Sang Pemenang Di Masa Depan Yang Gemilang!









Bertindas Pada Angan
Aisyah nur aini

Pada angan yang bergelayutkan rasa
Menguakkan lara pada jiwa
Dalam sekejap aku bertanya
Akankah ada sebuah cahaya?

Hingar bingar meluluhlantakkan hati
Berasumsikan harapan yang tak pasti
Mencoba mencari jati diri
Yang larut terpikir dalam imaji
Melewati alur ruang waktu

Kuberlari mengejar bayanganmu
Yang sesaat hilang tertutup debu
Membuat kacau berkecamuk dalam kalbu

Kini...
Kutelusuri semua ilusi
Mengerjapkan mata untuk mengakhiri
Halusinasi sebuah mimpi











Pilu Harapan Si Yatim
Ely Haryanti

Kali ini, ingin daku ceritakan
Sepenggal kisah teramat dalam.
Terjadi berpuluh tahun silam.
Kala Bapa telah tiada,
Tibalah daku bertandang duka.
Meratapi nasib tak kunjung sirna. Tak terbayang,
Betapa pilunya, ditinggal Pahlawan paling disayang.
Sungguh...
Sejuta harap ingin ku ungkap,
Dalamnya rindu ingin bertatap.
Setetes penawar mata yang sembab.
Berjumpa Bapa meski sekejap.
Oh Tuhan..,
Sampaikan pada Bapa tercinta,
Besarnya harapan dari putri mungilnya.
Ratapan rindu, ingin bersua.







Harap Sang Perindu
Desri Rizki Ramadani Surbakti

Desak rindu kian menghujat
Dibalik senyap gelapnya langit
Pada cahya indah sang bintang
Berpayungkan rembulan di sayap jibril

Bulan seakan tersenyum
Berharap akan datangnya cinta
Menguak rindu yang berharap
Memadu kasih dibawah pusara cinta

Harap ku kian melaju
Searah mengikuti jalan sang angin
Menari diatas bayang
Berharap semua bukanlah ilusi

Oh, Tuhan
Aku selalu menantinya di tepi kematianku
Ku biarkan kerinduan membara
Didalam rimba bernamakan hati

Semakin larut semakin ku merindu
Akan datangnya harap yang kutanam
Bermimpikan aku dan dikau
Melayang bersama menuju bahagia
Harapan Lelaki
Khoirul Fakhruji

Aku adalah seorang lelaki,
Lelaki yang tak mungkin menangis,
Saat desakan ekonomi mengiris..

Aku adalah seorang lelaki,
Lelaki yang tak mungkin bicara dari hati..
Saat dilanda kebingungan mencari rejeki,

Aku adalah seorang lelaki,
Lelaki yang tak mungkin mengemis,
Saat sedang kehilangan arah untuk mengais..

Wahai makhluk bernama istri,.
Janganlah kau marah-marah dan memaki,
Kami laki-laki sudah berusaha sepayah mungkin,
Untuk bekerja tanpa kenal lelah sepanjang hari..
Hanya untuk engkau wahai permata hati,.
Juga untuk engkau sang bidadari kecil.,.
Karena kebahagiaanmu adalah kerja kerasku yang tak bernilai materi...




Massa Ya Massa
Fauziah Athilah Salsabila

Mungkin aku sudah mulai tua
Ketika kepedulian bertabur masa aksara
Tiada terucap nak tulang lunak
 Beranjak ia dari tempat duduknya

Namun ketika kini
Mengertilah ia pada media
Suatu perangkat lunak dan keras pengubah prinsip jiwa
Hilanglah ia dari sucinya
Keluarlah ia dari batasannya

Lalu pada siapa mulut ini dapat memaki?
Karena pada dasarnya, kita tak mampu memaki Tuhan
Dialah pemberi hidup dan pemberi kasih saying
Untuk hamba-Nya yang kurang mengerti pengkasih sayang

Itulah mengapa kumaki dia hamba kurang pengsyukuran
Dibuatlah ini, itu, begini, begitu
Lupalah manusia pada hakikat sebenarnya
Untuk apa dia hidup? Apa saja yang dilakukannya saat hidup? Sampai kapan ia hidup?
Tiada lagi manusia mengerti itu
Tak ada lagi….

“Perempuan Ku”
Nugroho Pamungkas

Rabb, waktu-Mu begitu cepat berlalu...
Tanpa terasa, sudah beribu purnama aku tak lagi melihat wajahnya..
Setelah keputusanku siang itu, wajahnya makin jarang ku temui disetiap sudut sekolah...
Bahkan, Kau lebih senang menyiksaku dengan rindu kepada yang bukan mahram-ku..
Rindu, yang tadinya tak pernah ku harapkan...
Rindu yang ku harap tak lebih besar dari rinduku untuk-Mu..

Jakarta, 21 Juni 2007 hingga sebulan pasca ku lepaskan dirinya,
Hati ini makin tak terkendali... Rasa bersalahku sering kali menghantui..
Tapi, Rabb... Bayangan itu masih jelas terlukis, keinginan itu masih selalu terbesit..
Saat ini, aku seperti hujan yang diharapkan turun ketika kemarau panjang..
Tetapi saat aku jatuh.. Dia lebih memilih untuk berteduh......

Lama waktu yang ku butuhkan untuk mengejarnya kembali,
Lama pula waktu yang dia butuhkan untuk menyembuhkan lukanya karena diriku...
Rabb, jika bagi-Mu mencintainya adalah sebuah kesalahan,
Maka ijinkan aku mencintainya dengan sisa waktu yang Kau benarkan...
Dan biarkan kelak dia menjadi perempuanku, perempuan yang ku sanding dengan gelar SAH-Mu...




Berharap
Erlina
Ku pandang tatapan teduh itu
Terlihat penuh harap dan cemas
Melepas separuh nafas untuk beranjak
Tak kuat jiwa ini menahan
Air mata telah menetes
Melangkahkan kaki ini
Berharap membawa bahagia saat kembali
Hembusan angin merasuk dalam kalbu
Ku rindu akan suasana itu
Suasana  yang membuat jiwa ini tenang
Lingkungan yang penuh kedamaian
Tak sedikit bahagia datang
Walau dalam kondisi kekurangan
Bahagia yang hanya bisa di kenang
Tiada bisa ku kembali ke masa itu
Lukisan sedih kehilangan terukir di senyuman








Harapan Ku
Salvia Sn

 Kini saatnya aku melangkah, bukan lengah.
Waktu, sudilah beri ku kesempatan?
 Tuk raih asa menjulang.
 Takdir, sudilah beri ku keberpihakan?
 Tuk secercah sinar terangi pijakan.
 Dunia, sudilah beri ku iringan?
Tuk berkelana menelisik setiap keindahan.

Dulu... aku pernah tersesat di gurun tandus tanpa arah, berdiam tanpa langkah
Ternyata, waktu belalu begitu cepat
Walau kodrat ku lemah... takkan ku meminta, ku punya asa tuk jadi manusia yang berguna

Kini … dalam keheningan, ku menghitung waktu dalam tiap kilatan cahaya bintang di tengah malam
Berkaca pada diri sendiri, mengapa ku masih tetap disini
Membayangkan,  esokku bagaimana tergambarkan
 Tapi tak pantas waktu ku salahkan.
Sebab,  aku yang harus realisasikan harapan.






Mengejar Impian
Fitri Ayu

jauh dari keramaian kota
terletak di sebrang sana
tinggalah seorang anak desa
yang ingin mengejar cita cita
                      pergi jauh meninggalkan
                      orang tua dan tanah kelahiran
                      menapakkan kaki di sebuah kota
                      tak perlu sandiwara
                      ataupun hura hura
     hanya niat yang membawanya
    semangat dan tekad yang mengarunginya
   orang tua adalah motivasinya
    dan dia adalah harapan
   keluarga dan orang tua









Satu langkah kedepan lebih baik Karena do'a
Nur Hidayah

                            Mengapa batinku terus memohon
                            Dalam do'a yang terpanjat rapi
                            Memenuhi otak, bahwa harapku penuh imajinasi
                            Tuhanku, Allah
                             Yang ku pinta tanpa jeda
                             Harapku yang baik
                             Disaat suaraku terus berbisik
                             Bahwa itulah yang terus mengusik
                             Yang belum kudapatkan, namun terus kuperjuangkan
                             Bahwa hidup dibumi tidaklah menemaniku
                             Bahkan jiwa dan raga tidak selalu memelukku
                             Mendekap dan menuntun dalam ragu
                              Langkahku tak selalu baik dalam jalan
                              Namun hatiku terus berdo'a dalam tuntunan









Seberkas Lentera dari Jembatan Ampera
Susi Susanti

Di tanah Sumatera ini,.
Aku mengejar mimpi-mimpi..
Sesuatu yang ku anggap sangat indah,
Dan, berharap bisa melakukannya atas dasar lillah...

Meski kuakui segalanya nampak berat,
Dan kesibukan hari-hariku sangat padat,,
Namun tekadku sudah benar-benar bulat,
Akan ku raih dengan genggaman erat..

Ayah, ibu doakan anakmu ini..
Agar jalanku selalu istiqomah tanpa henti,
Dan tetap menjalankan 5 waktu tanpa kecuali,
Walau kondisi dan keadaanku kadang tertatih..

Saat kembali nanti aku berharap dapat lebih mengerti,
Bahwa kehidupan tak hanya sekedar harta & materi...
Tapi juga keluarga, cinta, dan mimpi-mimpi,
Karena tanpa mimpi tak ada sepenggal cerita pun dapat terjadi..


               

Suatu Harap Pada Sang Robbi
Dewi Kumala

Sinar mentari pagi
Menghangatkan hari ini
Mendengar seretan langkah kaki
Menuju perubahan yang hakiki


Dengan semangat yang dipegang teguh dihati
Mencoba melangkah menuju illahi
Dengan air mata dan tangis penyesalan
Menghadap tuhan pemberi ampunan

Menengadahkan tangan
Dengan harap diberi ampunan
Mencoba menghadapi rintangan
Dengan hati yang masih dipenuhi kekhawatiran

Mencoba memecah halang rintang
Yang besar, yang kasar juga terjal
Demi suatu hari yang menjadi kebahagiaan
Dilakukan pelan-pelan suatu perubahan



Merajut
Astin Stiaji

Disetiap malam
ku merajut sebuah asa
lantai bahkan atap menatapku kebingungan
Mata yang sayut, membuatnya ingin tenggelam

Awan, ingin kusentuh dirimu
Namun terkadang tak semua yang ku impikan,
dapat dengan mulus kudapatkan
Bagai bumi memeluk bintang
Mengecewakan, sungguh

Namun, diriku yakin
tidak ada yang mampu melebihi Kekuasaan-Nya
Jika hari ini tidak mampu, masih ada hari esok,
akan datang sebuah kenyataan
Dan percayalah bahwa kekuatan Do'a,
melebihi apapun jua