Derita Cinta, Fa Shobrun Jamiil
Oleh : Didik Setiawan
_________™
Pernikahan adalah suatu ibadah, suatu hal yang sakral..
Ingatlah kita kepada nabiyullah Musa. Seorang Nabi kekasih Allah..
Kalaulah pernikahan itu suatu hal / amalan yang biasa, tak mungkin Nabi musa bekerja menggembala kambing selama 10 tahun hanya untuk menunaikan maharnya..
Dan sebelum itu, terucap dari lisan wanita yang pemalu,“Kami tidak akan memberi minum ternak kami sampai para penggembala itu pergi, dan bapak kami sudah sangat tua, sehingga tidak bisa menggembala kambing lagi”.
Keikhlasan bersebab rasa iba dari seorang diri yang sebenarnya berat ujian sedang ia rasakan. berlari dari kejaran pihak istana karena membunuh seorang qibti dengan tiada sengaja.
Nabi musa 'alaihisSalam membantu mereka, dengan cepat karena kekuatan yang tiada diragukan. Usai sudah, lalu pergi ke bawah sebuah pohon dan duduk berteduh disana. Fikirannya tidak tenang, badannya capek, lapar, namun tak ada keluh kesah yang beliau ucapkan, beliau hanya mengucapkan beberapa kata akan tetapi maknanya menunjukkan tawakalnya seorang hamba kepada Robbnya, “ Ya Robbku sungguh aku sangat membutuhkan kebaikan yang engkau turunkan kepadaku”.
Terheran ayah kedua Putri, pekerjaan seperti biasa namun cepat terlaksana tak seperti biasanya.
Ditanya ayahnya, salah satu anaknya kemudian bercerita tentang pemuda perkasa yang baru saja menolongnya memberi minum ternak bapaknya.
Mengerti akan apa yang telah di ceritakan putrinya, disuruhnya mengundang sang pemuda menuju rumah nya,. Sekedar memberi imbalan, sekedar membalas jasa.
Sang Putri berjalan menuju tempat Nabi Musa berteduh, sambil berjalan dengan malu-malu ia berkata; “Tuan, bapak saya mengundang anda ke rumah, kalau tuan berkenan?”.
Dan masyhur sudah sebuah kisah, bagaimana Nabi musa kemudian menikah dengan salah satu dari kedua Putri tersebut. Yang kemudian kita tahu keduanya adalah Putri Nabi Syu'aib.
Kita tilik kembali ayat ayat Cinta yang menggema di sebelum dan sesudahnya, tentang keadaan Nabi musa, dan bagaimana penderitaan nya. Sehingga terhiburlah ia dengan ungkap kata Nabi Syu'aib “Janganlah kamu takut! Kamu telah selamat dari orang dholim itu, daerah ini bukan wilayah mereka.
Lama terungkap dari banyak hal yang mereka bicarakan, sampai pada titik dimana Nabi musa dibuat khawatir “Aku adalah seorang musafir yang faqir, bagaimana aku mampu membayar mahar untuk ini?”..
Renungilah Saudaraku...
Nabi musa 'alaihisSalam dengan kekuatan nya pun masih diuji oleh Allah,. Sampai pada akhirnya memusat pada suatu rasa yang kemudian kita mengenalnya dengan kata "Cinta". Bahkan buah Cinta mereka teramat sangat Agung, teramat sangat kuat untuk kemudian melahirkan kesetiaan.
Ya.. Disinilah kemudian menunjukkan kesetiaan seorang istri.
Mendampingi suami pergi ke tempat yang tidak pernah dia ketahui, melewati padang pasir yang sangat luas, siang malam berjalan, hanya sesekali istirahat.
Suatu malam ketika mereka berdua sedang berjalan. Mereka melihat api menyala dari sebuah bukit, Nabi Musa 'alaihisSalam berkata kepada istrinya; “Tetaplah disini! Aku akan mengambil api itu untuk penerang jalan.”
Sesampainya di bukit, ternyata api tadi adalah pertanda wahyu Allah untuk beliau sebagai seorang Rosul.
Begitulah ia, seorang istri pendamping Rosul Alloh.
Hidup bertahun-tahun sebelun masa Rosululloh Muhammad Shollallahu alaihi wasallam, namun karena sifat malunya yang terabadikan di dalam Al Qur’an, membuat namanya tetap harum sampai sekarang.
Karena apa? Karena malu, bukan karena gengsi apalagi hanya karena sebatang Cokelat..
Wallahu a’lam bishshowab.
Edisi Valentine 💖
⌚Jam Malam disuatu sudut kota,.
🌚Wonosari,GK. 13-02-2017
Oleh : Didik Setiawan
_________™
Pernikahan adalah suatu ibadah, suatu hal yang sakral..
Ingatlah kita kepada nabiyullah Musa. Seorang Nabi kekasih Allah..
Kalaulah pernikahan itu suatu hal / amalan yang biasa, tak mungkin Nabi musa bekerja menggembala kambing selama 10 tahun hanya untuk menunaikan maharnya..
Dan sebelum itu, terucap dari lisan wanita yang pemalu,“Kami tidak akan memberi minum ternak kami sampai para penggembala itu pergi, dan bapak kami sudah sangat tua, sehingga tidak bisa menggembala kambing lagi”.
Keikhlasan bersebab rasa iba dari seorang diri yang sebenarnya berat ujian sedang ia rasakan. berlari dari kejaran pihak istana karena membunuh seorang qibti dengan tiada sengaja.
Nabi musa 'alaihisSalam membantu mereka, dengan cepat karena kekuatan yang tiada diragukan. Usai sudah, lalu pergi ke bawah sebuah pohon dan duduk berteduh disana. Fikirannya tidak tenang, badannya capek, lapar, namun tak ada keluh kesah yang beliau ucapkan, beliau hanya mengucapkan beberapa kata akan tetapi maknanya menunjukkan tawakalnya seorang hamba kepada Robbnya, “ Ya Robbku sungguh aku sangat membutuhkan kebaikan yang engkau turunkan kepadaku”.
Terheran ayah kedua Putri, pekerjaan seperti biasa namun cepat terlaksana tak seperti biasanya.
Ditanya ayahnya, salah satu anaknya kemudian bercerita tentang pemuda perkasa yang baru saja menolongnya memberi minum ternak bapaknya.
Mengerti akan apa yang telah di ceritakan putrinya, disuruhnya mengundang sang pemuda menuju rumah nya,. Sekedar memberi imbalan, sekedar membalas jasa.
Sang Putri berjalan menuju tempat Nabi Musa berteduh, sambil berjalan dengan malu-malu ia berkata; “Tuan, bapak saya mengundang anda ke rumah, kalau tuan berkenan?”.
Dan masyhur sudah sebuah kisah, bagaimana Nabi musa kemudian menikah dengan salah satu dari kedua Putri tersebut. Yang kemudian kita tahu keduanya adalah Putri Nabi Syu'aib.
Kita tilik kembali ayat ayat Cinta yang menggema di sebelum dan sesudahnya, tentang keadaan Nabi musa, dan bagaimana penderitaan nya. Sehingga terhiburlah ia dengan ungkap kata Nabi Syu'aib “Janganlah kamu takut! Kamu telah selamat dari orang dholim itu, daerah ini bukan wilayah mereka.
Lama terungkap dari banyak hal yang mereka bicarakan, sampai pada titik dimana Nabi musa dibuat khawatir “Aku adalah seorang musafir yang faqir, bagaimana aku mampu membayar mahar untuk ini?”..
Renungilah Saudaraku...
Nabi musa 'alaihisSalam dengan kekuatan nya pun masih diuji oleh Allah,. Sampai pada akhirnya memusat pada suatu rasa yang kemudian kita mengenalnya dengan kata "Cinta". Bahkan buah Cinta mereka teramat sangat Agung, teramat sangat kuat untuk kemudian melahirkan kesetiaan.
Ya.. Disinilah kemudian menunjukkan kesetiaan seorang istri.
Mendampingi suami pergi ke tempat yang tidak pernah dia ketahui, melewati padang pasir yang sangat luas, siang malam berjalan, hanya sesekali istirahat.
Suatu malam ketika mereka berdua sedang berjalan. Mereka melihat api menyala dari sebuah bukit, Nabi Musa 'alaihisSalam berkata kepada istrinya; “Tetaplah disini! Aku akan mengambil api itu untuk penerang jalan.”
Sesampainya di bukit, ternyata api tadi adalah pertanda wahyu Allah untuk beliau sebagai seorang Rosul.
Begitulah ia, seorang istri pendamping Rosul Alloh.
Hidup bertahun-tahun sebelun masa Rosululloh Muhammad Shollallahu alaihi wasallam, namun karena sifat malunya yang terabadikan di dalam Al Qur’an, membuat namanya tetap harum sampai sekarang.
Karena apa? Karena malu, bukan karena gengsi apalagi hanya karena sebatang Cokelat..
Wallahu a’lam bishshowab.
Edisi Valentine 💖
⌚Jam Malam disuatu sudut kota,.
🌚Wonosari,GK. 13-02-2017